Skip to main content

Romantika kosan

2-3 hari yang lalu:
Opik pulang dari kantor sekitar jam 8 malam. Aku kebetulan belum tidur (walah biasanya udah tidur ya? dasar bayi!), jadi sekalian berkunjung ke kamarnya. Oh, iya, kamarnya di sebelah kamarku. Aku meminjam sebuah barbel seberat 2kg*) supaya nonton sinetron jadi sedikit berguna.

Malam tadi:
Dengan lemah gemulai kugerakkan tanganku mengangkat-angkat barbel pinjaman. Yando (kamarnya di seberang kamarku) lewat, mau ke kamar mandi, dan langsung berkomentar, "Wah, kang, tiada hari tanpa olahraga nih."

"Lah iya dong," jawabku.

"Nampaknya persiapan utk mengikuti Be A Man**), nih, hehe..."

"Kurang ajar!" Iya, kurang ajar. Tahu dari mana dia?

***

Romantika berlanjut ketika, setelah agak larut, Opik pulang ke rumah dan kami berdiskusi masalah sering terjadinya kegagalan nomor teleponku menghubungi nomor telepon Eneng (tau lah maksudnya ini siapa). Akhirnya diketahui penyebabnya adalah kadangkala nomor IM3 Eneng engga bisa dihubungi kalau diputar dengan format internasional (pake +62).

Kamipun tertawa dengan senang. Dan langsung terhenti, ketika sebuah suara lembut memperingatkan kami supaya tidak terlalu ribut karena sudah malam. Iya, ibu kos memberi kami peringatan. Dengan kata lain kami dimarahi.

Kebayang, dua orang pemuda (harusnya sih pria dewasa, secara usia kami adalah 26 dan 27) dimarahi oleh ibu kosnya karena ketawa2 dengan ribut di malam hari.

Hihihi... Hidup memang penuh romantika.


*) barbel dari plastik berwarna abu2 millennium yg kayaknya isinya pasir.
**) reality show untuk para waria. Pernah denger kalo salah satu korban Ryan adalah juara pertama dari acara ini.

Comments