Tadi waktu nyari kantong kresek di laci meja, gak sengaja nemuin selembar kertas agak kaku dan berwarna hijau kebiruan dengan desain seperti uang kertas. Sekilas aja saya langsung tahu kalau itu adalah tiket kereta api.
Tiket kereta terakhir sudah saya simpan di tempat aman sebagai salah satu pengisi prasasti yang sedang saya bangun. Tapi ini ada tiket kereta tercecer? Saya cukup dibuat kesal mengingat sejak mengembara di Jakarta saya tidak pernah melakukan perjalanan dengan kereta api sendirian, artinya itu adalah tiket perjalanan kereta bersama si anu.
Tapi kemudian saya penasaran. Saya perhatikan tanggal yg tertera di tiket Bandung-Gambir itu: 29-MAR-2009. Dan lebih jauh lagi saya lihat ke sebelah bawah ada tanggal: 28/03/2009. Seketika, kejadian lengkap dua hari tersebut melintas di dalam kepala. Seakan baru terjadi kemarin.
Saya bingung. Saya ingin melupakan semuanya secara total. Sebagian besar hal, saya yakin, menurut saya, sudah berhasil saya hapus dari ingatan. Tapi sekarang saya ragu, selembar tiket kereta berhasil mengangkat ingatan rinci kejadian pada lebih dari setahun yang lalu. Jangan2 semua hal itu masih ada di kepala saya, dalam ingatan saya. Atau mungkin, karena pada dua hari itu begitu banyak hal yang sebetulnya meramalkan kejadian2 yang akan datang? Gak tau juga, deh.
Ah, sudahlah, nostalgianya cukup. Kenangan pahit engga baik diinget2 lagi. Tiket itu sekarang sudah menjadi serpihan2 kecil di dalam mesin shredder.
Tiket kereta terakhir sudah saya simpan di tempat aman sebagai salah satu pengisi prasasti yang sedang saya bangun. Tapi ini ada tiket kereta tercecer? Saya cukup dibuat kesal mengingat sejak mengembara di Jakarta saya tidak pernah melakukan perjalanan dengan kereta api sendirian, artinya itu adalah tiket perjalanan kereta bersama si anu.
Tapi kemudian saya penasaran. Saya perhatikan tanggal yg tertera di tiket Bandung-Gambir itu: 29-MAR-2009. Dan lebih jauh lagi saya lihat ke sebelah bawah ada tanggal: 28/03/2009. Seketika, kejadian lengkap dua hari tersebut melintas di dalam kepala. Seakan baru terjadi kemarin.
Saya bingung. Saya ingin melupakan semuanya secara total. Sebagian besar hal, saya yakin, menurut saya, sudah berhasil saya hapus dari ingatan. Tapi sekarang saya ragu, selembar tiket kereta berhasil mengangkat ingatan rinci kejadian pada lebih dari setahun yang lalu. Jangan2 semua hal itu masih ada di kepala saya, dalam ingatan saya. Atau mungkin, karena pada dua hari itu begitu banyak hal yang sebetulnya meramalkan kejadian2 yang akan datang? Gak tau juga, deh.
Ah, sudahlah, nostalgianya cukup. Kenangan pahit engga baik diinget2 lagi. Tiket itu sekarang sudah menjadi serpihan2 kecil di dalam mesin shredder.
Comments