Sebuah obrolan gak jelas terjadi lagi2 karena status YM.
Awalnya, sih, gara2 si Eneng nulis review tentang buku jadul yang terjemahannya baru2 ini terbit, Breakfast at Tiffany's. Saya engga tahu buku itu, juga filmnya. Tapi lagu dengan judul yang sama yang dipopularkan oleh Deep Blue Something langsung terngiang2. Makanya ditulislah cuplikan lirik lagu itu sebagai status YM, tentu setelah beberapa kata diganti.
Menurut interpretasi saya itu lagu ttg putus cinta. Akibat kedua orang dalam lagu itu sudah tidak punya kesamaan lagi. Atau dari awalnya emang udah gak sama? Gak tahu juga, apakah kesamaan mereka menyukai film Breakfast at Tiffany's menyelamatkan hubungan mereka atau tidak. Di lagu itu tidak diceritakan.
Berikut cuplikan dialog saya dengan rekan seperjuangan di masa lampau. Agak diedit karena banyak typo, dan untuk melindungi identitas asli.
Selama ini saya meyakini, kalau hidup bersama harus didasari dengan kompromi. Atau kesedian untuk berkompromi. Tapi lagu itu (dan obrolan di atas) menyadarkan saya, bahwa komprominya harus dari kedua pihak. Mungkin malah harus dari semua pihak.
Siap? Nya duka, hihihi...
Awalnya, sih, gara2 si Eneng nulis review tentang buku jadul yang terjemahannya baru2 ini terbit, Breakfast at Tiffany's. Saya engga tahu buku itu, juga filmnya. Tapi lagu dengan judul yang sama yang dipopularkan oleh Deep Blue Something langsung terngiang2. Makanya ditulislah cuplikan lirik lagu itu sebagai status YM, tentu setelah beberapa kata diganti.
Menurut interpretasi saya itu lagu ttg putus cinta. Akibat kedua orang dalam lagu itu sudah tidak punya kesamaan lagi. Atau dari awalnya emang udah gak sama? Gak tahu juga, apakah kesamaan mereka menyukai film Breakfast at Tiffany's menyelamatkan hubungan mereka atau tidak. Di lagu itu tidak diceritakan.
Berikut cuplikan dialog saya dengan rekan seperjuangan di masa lampau. Agak diedit karena banyak typo, dan untuk melindungi identitas asli.
Si Aa Ganteng changed his status to "I said that we've got nothing in common. No common ground to start from."
Teman Seperjuangan: but we don't have 2 start from common ground
Si Aa Ganteng: interesting
Si Aa Ganteng: what do you make of it?
Teman Seperjuangan: Hah?
Si Aa Ganteng: 2 people, different gender, have nothing in common, but start their new life together
Si Aa Ganteng: how can they do that?
Teman Seperjuangan: Knyataannya banyak tuh..
Si Aa Ganteng: name them
Teman Seperjuangan: Artis tpnya..yg mgkn cerainya jg cpt
Teman Seperjuangan: Heheheh
Si Aa Ganteng: yah, parah
Teman Seperjuangan: Sebenernya ke'sama'an itu cuma dari sudut mana kita memandangnya
Si Aa Ganteng: nah ini baru
Si Aa Ganteng: let's say, sama2 menyukai sesuatu
Si Aa Ganteng: atau sifat
Si Aa Ganteng: bisa gak?
Teman Seperjuangan: Bahkan yg ga sama pun bisa rela brkompromi supaya sama
Si Aa Ganteng: aku tahu
Si Aa Ganteng: tapi apa kompromi itu mudah?
Si Aa Ganteng: dan bisakah jika yg berkompromi hanya satu pihak?
Teman Seperjuangan: Aku ga tau itu mudah ato ga..tp ada yg bilang brkompromi itu karena peduli
Si Aa Ganteng: betul
Teman Seperjuangan: Pertanyaan bagus..mungkin kalo kita belum rela berkompromi kita belum siap utk berbagi hidup
Si Aa Ganteng: then again
Si Aa Ganteng: both sides need to have every will to compromise
Si Aa Ganteng: they need a common ground
Teman Seperjuangan: Exactly
Selama ini saya meyakini, kalau hidup bersama harus didasari dengan kompromi. Atau kesedian untuk berkompromi. Tapi lagu itu (dan obrolan di atas) menyadarkan saya, bahwa komprominya harus dari kedua pihak. Mungkin malah harus dari semua pihak.
Siap? Nya duka, hihihi...
Comments
Setujuh lah cep idud...
compromise.. with the other.. or with her/him self...