"Apa perbedaan mendasar antara pengecut dan pahlawan?"
Itu pertanyaan final yang diberikan pada 3 besar pemilihan Puteri Indonesia. Pertanyaan yg cukup bagus. Agak-agak berbau jebakan, kalau menurut saya. Tapi memang pasti tiap orang akan punya pendapat yang beda tentang hal ini.
Pendapat saya, pengecut dan pahlawan adalah sama. Betul sama saja, tidak ada bedanya. Yang membuat mereka berbeda hanyalah lingkungannya. Seorang dianggap pahlawan oleh orang lain di lingkungannya (ya iyalah, masak dianggap pahlawan sama diri sendiri), tapi belum tentu dianggap pahlawan oleh orang-orang di lingkungan lain. Apalagi oleh orang-orang di lingkungan yang memusuhi orang tersebut.
Tentara Amerika, yang menurut saya (saya simpati ke Irak) adalah para teroris pengecut, pasti dianggap pahlawan oleh orang Amerika. Apalagi oleh keluarga mereka. Walaupun, tentu, orang Amerika penentang perang Irak tidak akan menganggap mereka pahlawan.
Ini mungkin terpengaruh oleh lirik lagu "Stay (Far away, so close)" gubahan Bono dari grup U2. "The vampire or the victim, it depends on who's around." Betul kan?
2 finalis di Putri Indonesia barusan, memberi jawaban standar bahwa pahlawan adalah baik dan pengecut adalah buruk. Tapi finalis dari Jawa Timur (saya bukan pendukungnya, tapi saya sedikit suka jawabannya) menjawab dengan unik.
"Menurut saya pengecut dan pahlawan adalah sama saja. Mereka telah berusaha. Hanya saja, pahlawan beruntung karena perjuangannya berhasil, sementara pengecut hanya kurang beruntung."
Begitu kira-kira jawabannya. Cukup membuat saya senang. Dan sepertinya kali ini juri sependapat dengan saya, putri dari Jatim itulah yang menang.
Secara keseluruhan, pendapat saya tentang acara ini masih sama seperti di posting saya sebelumnya. Tapi kali ini saya senang karena yang pendapatnya rada-rada mirip dg saya yang menang.
Itu pertanyaan final yang diberikan pada 3 besar pemilihan Puteri Indonesia. Pertanyaan yg cukup bagus. Agak-agak berbau jebakan, kalau menurut saya. Tapi memang pasti tiap orang akan punya pendapat yang beda tentang hal ini.
Pendapat saya, pengecut dan pahlawan adalah sama. Betul sama saja, tidak ada bedanya. Yang membuat mereka berbeda hanyalah lingkungannya. Seorang dianggap pahlawan oleh orang lain di lingkungannya (ya iyalah, masak dianggap pahlawan sama diri sendiri), tapi belum tentu dianggap pahlawan oleh orang-orang di lingkungan lain. Apalagi oleh orang-orang di lingkungan yang memusuhi orang tersebut.
Tentara Amerika, yang menurut saya (saya simpati ke Irak) adalah para teroris pengecut, pasti dianggap pahlawan oleh orang Amerika. Apalagi oleh keluarga mereka. Walaupun, tentu, orang Amerika penentang perang Irak tidak akan menganggap mereka pahlawan.
Ini mungkin terpengaruh oleh lirik lagu "Stay (Far away, so close)" gubahan Bono dari grup U2. "The vampire or the victim, it depends on who's around." Betul kan?
2 finalis di Putri Indonesia barusan, memberi jawaban standar bahwa pahlawan adalah baik dan pengecut adalah buruk. Tapi finalis dari Jawa Timur (saya bukan pendukungnya, tapi saya sedikit suka jawabannya) menjawab dengan unik.
"Menurut saya pengecut dan pahlawan adalah sama saja. Mereka telah berusaha. Hanya saja, pahlawan beruntung karena perjuangannya berhasil, sementara pengecut hanya kurang beruntung."
Begitu kira-kira jawabannya. Cukup membuat saya senang. Dan sepertinya kali ini juri sependapat dengan saya, putri dari Jatim itulah yang menang.
Secara keseluruhan, pendapat saya tentang acara ini masih sama seperti di posting saya sebelumnya. Tapi kali ini saya senang karena yang pendapatnya rada-rada mirip dg saya yang menang.
Comments
Lagian, engga pernah terbetik di pikiran sayah Puteri Indonesia jadi pahlawan. Udah jelas itu mah model (seperti fotomodel biasa). Sulit kayaknya kalau model ingin jadi pahlawan. Jalurnya beda dengan para pejuang kemerdekaan.
kalo sy jadi SPG bakalan protes tuh "SPG hanya perlu cantik ngak perlu pinter"
he.he..he