Skip to main content

Pake KDE4, ah

Akhirnya, setelah menunggu cukup lama, saya berani juga menggunakan KDE4[1] (yang beneran bagus) untuk digunakan sehari2 di kantor. Bukan karena ini adalah versi yang baru, yang, nyatanya, butuh sedikit perubahan kebiasaan supaya terbiasa dalam hal penggunaan (biasa, bahasa yg belepotan), tapi juga karena beberapa hal berbau teknis yang saya tidak suka.

Hal pertama adalah: KDE4 di Debian Squeeze secara memaksa mengharuskan ikut sertanya mysql-server. Waduh! Saya kan gak pake mysql di desktop. Buat apa diinstal? Kagak butuh. Ngeberatin prosesor aja. Lagian KDE3 bisa menggunakan sqlite, kan? Kenapa ini KDE4 mengharuskan mysql?

Tapi rupanya, servis akonadi[2] dan nepomuk[3] membutuhkan keberadaan mysql-server. Menariknya, dua servis itu adalah hal selanjutnya yang saya tidak suka. Tapi yah, mau gimana lagi, yang berbicara adalah "apt." Kalau mysql saya hapus, maka akonadi terhapus, dan itu artinya seluruh pake KDE4 menjadi orphan. Akan muncul warning tiap kali melakukan instalasi, yang lumayan mengganggu. Dan mengingat Squeeze saat ini dalam tahap testing[4], dipastikan paket2nya akan terus berubah, dan saya harus lebih sering melakukan update.

Saya biarkan sajalah dia terinstal. Tapi ..., saya set aja supaya servis ini tidak distart saat boot, hehe ....

Selanjutnya, ya itu tadi, akonadi dan nepomuk. Dua servis ini asli bikin kesel. Ini membuat login ke desktop jadi lamaaaaa, banget. Kesel beneran saya mah. Tanpa pikir panjang, saya gunakan saja cara barbar. Saya hapus aja file2 ini: /usr/bin/{akonadi,nepomuk}server dan /usr/bin/kres-migrator, lalu menggantinya dengan symlink ke /bin/true. Hah, beres! Toh, kdepim tidak saya pake.

Segera setelahnya, saya temukan dokumentasi utk menonaktifkan dua servis itu.[5]

Selanjutnya, cuma masalah setting. Nambah2 widget plasma. Nyari warna yang cocok. Window decoration dan widget style. Efek 3D apa aja yang harus aktif. Dan lain2. Lalu, saya pastikan tombol Konqueror untuk file management ada di desktop, soalnya yg ada di menu defaultnya cuma utk browsing, ini utk maksa pengguna menggunakan Dolphin. Tapi saya gak pake Dolphin.

Senang juga, akhirnya, melihat tampilan desktop yang cantik dan indah untuk dinikmati setiap saat, di kantor.

Dan pastinya, senang karena hal2 mengganggu itu jadi hilang :)).


[1] http://www.kde.org/announcements/4.0/
[2] http://pim.kde.org/akonadi/
[3] http://nepomuk.semanticdesktop.org/
[4] http://www.debian.org/releases/testing/
[5] http://techbase.kde.org/Projects/PIM/Akonadi. Section 5.17.

Comments

Steven Haryanto said…
telat lo dud, gw dah pake kde4 sejak bbrp bulan lalu thanks to jaunty.

soal akonadi yang bawa2x mysql itu memang banyak yang membuat orang berang. mudah2xan cukup banyak org yg terganggu sehingga akonadi bisa support sqlite lagi.

utk file manager gw juga tetap setia dengan konqi dan tidak pernah menyentuh dolphin.

yang gak enak di kde4:

* ngeset panel, mindah2xin icon di panel pikasebeleun, ribet.
* customizability agak berkurang? contohnya digital clocknya, sampe sekarang gw gak bisa ngeset jadi 24h-mode, harus am/pm.
* coba tekan dan tahan printscreen selama bbrp detik (2-3 detik cukuplah) :)

yang enak di kde4:

* pdf viewer jauh lebih bagus
* kickoff dan run enak

welcome to kde4...
idud said…
Sebenernya udah mulai ngoprek2 sejak Mandriva-2009 dan OpenSUSE-11. Tapi, ada yg lupa ditulis di artikel ini, yg menahanku utk pake KDE4 adalah: AMAROK!

Buat apa coba Context View, gak pernah dipake, tapi gak bisa diilangin. Malah graphic equalizer yg ilang. Yah, terpaksa deh balik ke audacious.

*mindahin icon: perasaan biasa aja
*customisable banget kok, tampilah kde4 saya sekarang jadi mirip gnome =)). dan digiclock 24 jam kok :p
*print-screen? gak terjadi apa2 tuh :p

Yah mungkin cuma beda default config karmic dan squeeze aja.